Bojonegoro Post ~ Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur memproyeksikan dana bagi hasil (DBH) migas 2014, dengan produksi minyak sekitar 58 ribu barel/hari, mencapai Rp481 miliar. Angka ini meningkat dibandingkan DBH Migas tahun lalu sebesar Rp420 miliar.
Kepala Dinas Pendapatan Daerah Pemkab Bojonegoro Herry Sudjarwo mengatakan, meningkatnya perolehan DBH Migas 2014 menjadi Rp481 miliar, dari Rp420 miliar tahun lalu itu, berdasarkan perhitungan Menteri Keuangan. Perhitungannya, katanya, perolehan DBH Migas bagi daerah penghasil sebesar enam persen tersebut, mengacu kenaikan harga minyak dunia yang diperkirakan bisa mencapai US$103 per barel pada 2014, yang sebelumnya tahun lalu dibawah US$100 per barel.
Selain itu, lanjutnya, juga ada tambahan DBH Migas 2013, yang besarnya sekitar Rp50 miliar, yang akan diterima daerahnya pada 2014. "Pola Pemerintah Pusat dalam menyalurkan DBH migas dilakukan setiap triwulan, sehingga perolehan DBH migas tahun lalu ada yang baru diterima tahun ini," kata Herry di Bojonegoro, Selasa (5/8/2014).
Dia optimistis perolehan DBH 2014 tersebut tidak akan mengalami perubahan, sepanjang produksi minyak di daerahnya dari sejumlah lapangan bisa stabil tetap 58 ribu barel/hari.
Dia juga menyebutkan produksi minyak di daerahnya itu, dihasilkan dari sejumlah lapangan minyak, antara lain, lapangan Sukowati dan lapangan Blok Cepu, dan sejumlah lapangan minyak lainnya, termasuk lapangan minyak tua peninggalan Belanda.
"Produksi minyak di Bojonegoro akan stabil sekitar 58 ribu barel/hari dalam beberapa tahun mendatang. Tapi perolehan DBH migas bisa meningkat, sebab selama ini perolehan DBH migas selalu bergantung harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah," ujarnya.
Dia menambahkan, produksi puncak minyak di daerahnya bisa mencapai 200 ribu barel/hari, dengan adanya pengembangan lapangan C Sukowati yang dikelola Join Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina Eas Java (PPEJ). Selain itu, juga pengembangan sejumlah lapangan minyak Blok Cepu, yang dilakukan Mobil Cepu Limited (MCL), antara lain, lapangan Alas Tua Barat, Alas Tua Timur dan lapangan Kedungkeris.
"Yang penting adanya peningkatan perolehan DBH migas bagi daerah penghasil harus ada perencanaan pemanfaatannya secara benar, sebab kalau produksi puncak minyak sebesar 200 ribu barel/hari bisa terealisasi, maka APBD Bojonegoro bisa mencapai Rp3,5 triliun," tuturnya.