RSS | FACEBOOK | TWITTER | FORUM
Home » » Perkembangan Zaman Dan Kaum Samin Di Bojonegoro

Perkembangan Zaman Dan Kaum Samin Di Bojonegoro

Written By Pena Bojonegoro on Thursday, 21 August 2014 | 03:22


Bojonegoro Post ~ Terletak di suatu Dusun yang namanya cukup unik yaitu Dusun Jepang yang merupakan pecahan dari wilayah Desa, Margomulyo,   Kecamatan,  Margomulyo,   Kab. Bojonegoro. Kurang lebih 6 km arah utara dari kota kecamatan, disitulah komunitas kaum Samin sejak jaman nenek moyang hingga sekarang.

Karena dengan latar belakang Kultur kehidupan yang unik, banyak kalangan yang penasaran untuk mengetahui lebih dekat tentang budaya kehidupan kaum Samin. Mulai dari kalangan kaum Alit hingga kaum Elit.    Terbukti dari beberapa foto tokoh penting  yang pernah berkunjung kesana dipampang di sudut ruangan rumah  mbah Harjo Kardi ( tokoh Samin, Red). Mulai dari jamannya Pemerintahan bupati Bapak Alim Sudarsono hingga bupati Bapak Suyoto ( bupati Bojonegoro yang sekarang) selalu hadir dirumah mBah Harjo Kardi dalam even-even tertentu. Bahkan gubernur Jawa Timur Bapak Imam Utomo  juga tak ketinggalan, dan baru-baru ini tokoh Nasional Bapak Hatta Rajasa berkesempatan bertemu bilau mBah Harjo Kardi dikediamannya di Dusun Jepang. mBah Harjo Kardi merupakan keturunan ke 4 dari Suro Sentiko (Raden Kohar) seorang tokoh Samin yang juga masih trah keturunan dari Raja Majapahit.


Bupati Dari Orde lama & Orde Baru Dinding Samin
Kata Samin yang dimaksud punya makna Sama=Sejajar atau senasib sepenanggungan dalam bermasyarakat yang utuh, tidak membeda-bedakan kaum lain untuk mengusir para penjajah pada waktu itu Belanda. Demikian kata mBah Harjo Kardi. Sosok sederhan dan terkesan apa adanya. Walaupun usia sudah kepala tujuh puluhan, tapi terlihat tetap kuat dan sehat. Beliau juga seorang Tukang Kayu, Pandai Besi, seorang Empu (pembuat Keris,red), dan juga pandai membuat Gong (Gamelan Jawa).   Anti pati terhadap kaum penjajah dibuktikan, kaum Samin tidak mau bayar Pajak, apalagi ta’at peraturan yang dibuat oleh penjajah.

Kaum Samin identik dengan Udeng ( ikat kepala dengan kain), Baju tanpa Krah dan Celana Gembyong warna Hitam. Kaum Samin menjunjung tinggi rasa kepercayaan terhadap sesamanya.Ora Gelem Gawe Rugine liyan. ( Bisoa Rumongsa…aja Rumongsa Bisa).Rasa kebersamaannya dibuktikan dengan pola hidup Gotong Royong yang tinggi tanpa pamrih. Kebersamaan tersebut juga terbukti di setiap malam Jum’at Legi mengadakan Arisan dan mengumpulkan dana, yang nanti akan dibagi pada waktu  Lebaran. Acara tersebut dilaksanakan di pendopo Samin, bangunan peninggalan bupati Bojonegoro Bapak Atlan  (almarhum) yang masih terlihat apik.

Gamelan Gong Karya Murni Suku Samin
Setelah Indonesia merdeka kaum Samin selalu patuh dan taat pada aturan / undang-undang Pemerintah yang berlaku, dan selalu mengikuti perkembangan jaman. “Manggon ana mburi manut ombaking segoro” yang dimaksud , “mengikuti aturan pemerintah yang berlaku, menurut perkembangan jaman”. Demikian istilah kata yang disampaikan oleh mBah Harjo Kardi yang kami temui dirumahnya.

Banyak kalangan beranggapan bahwa , kaum Samin kaum kaum yang Primitif, keterbelakangan budaya kehidupan, tidak mengenal  peradaban jaman  modern. Asumsi tersebut amat sangat keliru dan tidak benar, terbukti kaum Samin di era sekarang tidak kalah canggihnya dengan masyarakat pada umumnya. Kaum Samin yang sekarang ini memiliki pemikiran yang Inovativ dan Kreatif dalam menggali potensi sumber daya alam yang ada. Buktinya kaum Samin memiliki,  sarana prasarana air bersih, membuat sumber energy Biogas dari kotoran Lembu, bercocok tanam dengan pola irirgasi diesel dan memakai Hand Traktor, membuat pupuk organik, serta fasilitas lain yang serba modern.  Kaum Samin bukanlah kaum  Primitif dan keterbelakangan , tapi kaum Samin adalah kaum yang selalu mengikuti perkembangan jaman yang serba canggih seperti sekarang ini…. Sukses …. kaum Samin.(kimkalanganmbsamin)
Share this article :
 
Copyright © 2014. Jokorowotlogorejo.com - All Rights Reserved